terjebak dosen

Ezra menghela napasnya setelah melihat pesan dari dosen mata kuliah Fisika Bangunan kelasnya, Pak Dodo. Kelas terakhir yang ia ikuti tadi sebelum buru-buru berjalan ke luar gedung menuju parkiran. Ezra sejujurnya sangat bimbang terlebih lagi sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 14.32, dan itu artinya ia harus segera pergi menjemput Eca di TK nya yang akan tutup jam 3 sore.

Namun Ezra masih memiliki kewajiban sebagai ketua kelas B Fisika Bangunan, maka ia segera mempercepat langkahnya ke ruangan dosen.

“Pak Dodo kan dosen muda, pasti orangnya to the point.” pikirnya.

Sesampainya ia tiba di ruangan Pak Dodo, ia sedikit terkejut ketika menemui Alesya di sini.

“Ngapain lo?” bisik Ezra.

“Dipanggil Pak Dodo.” balas Alesya dengan berbisik.

“Lo kan ketua kelasnya Pak Rahmat ngapain ke Pak Dodo?” tanya Ezra lagi sambil berbisik.

“Ya gue mana tau, makanya dipanggil biar tau, goblok.” bisik Alesya kembali.

Tak lama, Pak Dodo pun menampilkan batang hidungnya. Ezra yang mulai cemas dengan waktu yang terus berjalan ini, terus-terusan melihat jam tangannya sambil menggigiti bibirnya yang mulai mengering.

Alesya menyenggolnya, “Lo kenapa, sih?!” bisiknya.

“Langsung saja, karena saya masih ada satu kelas lagi.” ucap Pak Dodo. “Jadi hari Senin depan ada kuliah umum, tamu dari luar dengan topik fisika bangunan yang bertepatan dengan mata kuliah fisika bangunan itu sendiri. Kuliah umum ini tidak wajib, jadi tolong kalian kumpulkan daftar siapa saja mahasiswa yang bersedia mengikuti kuliah umum. Jangan bilang-bilang kalau yang ikut dapat nilai plus.”

Alesya mengangguk, “Ooh.. baik, pak.”

“Ezra bisa, ya?” tanya Pak Dodo.

“Iya, pak bisa.” balas Ezra.

Pak Dodo pun beranjak dari kursinya lalu langsung pamit, “Sudah, itu saja. Saya pergi dulu.” pamitnya lalu segera menghilang dari pandangan dua remaja itu.

Ezra dan Alesya sama-sama berjalan keluar ruangan dosen, “Fyuh, untung gak lama.” ucap Ezra.

“Eh, kalian!” sahut sosok pria umur 50-an yang mengangkat tangannya ke arah Ezra dan Alesya.

Oh, now what.. batin Ezra setelah menyadari bahwa pria itu adalah dosen Studio Perancangan kelas keduanya.

“Sore, pak..” sapa Alesya ke Pak Tresno.

“Sore, Alisa..”

“Alesya, pak.”

“Alesa..” ucap Pak Tresno lagi. “Boleh saya minta tolong? Tolong bawakan tugas-tugas kalian yang tadi dari meja saya, ke parkiran mobil.”

Ezra sudah ketar-ketir tapi ia tidak enak sama dosennya sendiri. “Baik, pak.” jawabnya. Ia pun mengikuti langkah kaki Pak Tresno kembali ke ruangan dosen. Saat Ezra hendak berbicara pada Alesya, ia menyadari bahwa cewek itu sudah menghilang entah kemana.

ALE!!!!!!

© hazelnutbbutter