Still Like You
Naren menekan tombol off cam pada iPadnya, sehingga tidak tampak gambar darinya. Sedangkan, wajah Hana masih terlihat.
Ia menarik napas perlahan, lalu menghembuskannya. “J-jadi gini..”
Krek
Pintu kamarnya terbuka. Jevon muncul dari balik pintu sambil mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.
“Ngomong sama siapa lu?” tanya Jevon penasaran sambil langsung naik ke atas kasur. Membiarkan Naren sibuk di meja belajar.
“Lho, Jevon udah balik?” ujar Hana dari seberang sana.
“He? Lagi telponan lu sama Hana?” pekik Jevon sambil tersenyum lebar lalu menghampiri Naren. “Halo, Han!”
“Lo lama banget anjir. Gue dari tadi telponin HP lo gak diangkat, soalnya gue mau liat kerjaan tugas lo, makanya gue minta tolong ke Naren.” ucap Hana.
“Sori, sori tadi gue mandi.” jawab Jevon. Ia melihat ke layar iPad Naren, “Lah, facetime? Tapi ngapa lo matiin video lo, Na?”
Naren berdecak kesal, “Ah lo sana, dah!” serunya lalu pergi ke luar kamarnya sambil membawa iPadnya menuju ke tempat yang cukup sepi di rumahnya, balkon.
“Oke, aman.” ucap Naren.
“Ini ceritanya kamu kabur dari Jevon?”
“Mungkin?”
“Memangnya kamu mau ngomong apa sampai harus off cam, dan Jevon gak boleh tahu?”
Naren menghela napasnya. “Tadi.. tadi pas aku di kosanmu, ada hal yang aku ucapin bikin kamu bingung.”
“Yang mana?”
“Yang itu..”
“Yang itu yang mana?”
“Yang aku bilang kalau aku masih mikir seperti 'itu'.” balas Naren kikuk namun kata 'itu' ia berhasil tegaskan.
Tak ada suara yang terdengar dari Hana, namun Naren bisa melihat videonya masih bergerak.
“Ooh.. itu kenapa?”
Naren berusaha untuk mengatur napasnya, “I think I still like you. Oh, bukan I think lagi, because it is true.” ucapnya.
“Ren..?”
“Andai kamu tahu, betapa kangennya aku sama kamu selama tinggal di sini. Aku gak pernah lupain kamu satu detik pun, Hana.” ucap Naren. “Kalau kamu heran kenapa aku tiba-tiba ngomong kayak begini, mungkin itu karena aku cemburu sama hubungan kamu dan Jevon. Kalian berdua akrab banget, melebihi dari aku yang sudah lebih lama kenal sama kamu.”
“Naren..”
“Aku tahu kamu suka sama orang lain, yang aku tidak tahu siapa orangnya. Aku juga gak berharap kamu suka balik sama aku atau gimana, tapi aku cuma pengen kamu tau aja kalau aku gak pernah ngelupain kamu sama sekali.”
“Naren, maaf aku mau end ya.”
Tut.. tut..
© hazelnutbbutter, 2022